Gelaran Pameran Batik Paseban dan Kamuning ; Rangkaian Seren Taun 2025

banner 728x90

ELTV SATU ||| KUNINGAN – Dalam rangkaian Upacara Adat Seren Taun 22 Rayagung tahun 1958 Saka Sunda, digelar Pameran & Talkshow Batik Paseban dan Kamuning. Berlangsung di Cagar Budaya Nasional Gedung Paseban Tri Panca Tunggal Cigugur, Senin (16/06/2025).

Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, Msi yang hadir didampingi oleh Wakil Bupati Kuningan, Tuti Andriani, S.H., M.Kn menyebutkan bahwa gelaran hari ini bukan hanya perhelatan merayakan keindahan sehelai kain, tapi juga merayakan warisan nilai, identitas, dan peradaban.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

“Pameran dan talkshow Batik Paseban dan Kamuning bertajuk Menembus Cakrawala adalah langkah besar yang menyuarakan pesan: bahwa batik kamuning, termasuk batik paseban di dalamnya, tidak hanya milik Kuningan, tetapi milik dunia” Ujar Dian.

Mengambil istilah Sunda, Bupati Dian meyakini, bahwa dengan “ngamumule budaya teh lain ukur ngajaga lahirna, tapi oge ngariksa jiwana” — yang memiliki arti bahwa menjaga budaya bukan sekadar merawat bentuknya, tetapi juga menjaga rohnya.

Ia menegaskan, bahwa Batik Paseban dan Kamuning bukan hanya motif di atas kain, tetapi adalah bahasa diam dari kearifan lokal, yang lahir dari perenungan, kehalusan rasa, dan keterhubungan manusia dengan alam serta spiritualitasnya.

“Dalam setiap goresan malam di atas motif Batik Kamuning dan Paseban, tersimpan filosofi tentang harmoni, kesederhanaan, dan keagungan hidup. Inilah warisan luhur yang telah dijaga oleh para pinisepuh kita di cigugur — sebuah kampung kecil dengan jiwa besar yang sejak lama mengajarkan kita tentang pentingnya dialog budaya, pluralisme, dan ketekunan” Kata Dian.

Bupati Dian pun menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Paseban Cigugur, yang tidak hanya menjadi penjaga nilai-nilai luhur budaya sunda, tetapi juga menjadi pelopor kelahiran Batik Kuningan.

“Melalui ketekunan, cinta budaya, dan visi kebudayaan yang tajam, Paseban Cigugur telah membuka jalan bagi masyarakat Kuningan untuk memiliki identitas visual yang khas dan bermakna. Batik kamuning bukan sekadar produk tekstil, melainkan representasi dari filosofi hidup, spiritualitas lokal, dan semangat gotong royong yang menjadi napas masyarakat kita” Lanjutnya.

Bupati Dian yakin, bahwa dengan kehadiran Batik Kamuning menjadi identitas Kuningan yang diakui oleh dunia.

“ini adalah gerbang menuju misi besar: menembus cakrawala, menjadikan Batik Kamuning sebagai bagian dari narasi budaya dunia. Sudah saatnya kita tidak hanya menjadi penjaga tradisi, tetapi juga pembawa obor peradaban. Jika Jepang memiliki kimono, India memiliki sari, maka Kuningan pun patut membanggakan Batik Kamuning sebagai identitas yang mendunia” Papar Dian Yakin.

Bupati Dian Berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan industri kreatif, termasuk kerajinan batik. Pemerintah akan mendorong sanggar-sanggar, komunitas ekraf menjadi lebih berdaya dan karyanya juga mendunia.

“Melalui program unggulan Kuningan Melesat, yaitu Pasar Raya (Pemberdayaan  sanggar ekraf dan usaha rakyat) kami berupaya industri kreatif akan tumbuh dan menjadi salah satu penggerak perekonomian daerah yang didukung pula oleh Dekranasda Kabupaten Kuningan. Mohon doanya agar misi ini dapat terwujud.” Tutup Dian.

Pameran Batik Paseban dan Kamuning ini juga merupakan upaya mengenang jejak warisan kebudayaan dan dedikasi dari Rama Pangeran Djatikusumah untuk peradaban bangsa, dengan tema “Menembus Cakrawala” arahan fashion designer Deden Siswantio. (RED).

banner 300x250

Pos terkait

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *