ELTV SATU ||| JAKARTA – Di antara deretan kasus kriminal yang pernah mengguncang Indonesia, nama Ahmad Suradji menempati tempat tersendiri. Ia bukan hanya pembunuh berantai, tetapi juga seorang dukun yang membungkus kejahatannya dengan lapisan keyakinan spiritual dan ritual mistis. Antara tahun 1986 hingga 1997, kisah kelam ini tumbuh di pinggiran Medan, Sumatera Utara, dan baru terbongkar setelah puluhan nyawa perempuan melayang.
Awal Kehidupan dan Peran sebagai Dukun
Ahmad Suradji lahir pada 10 Januari 1949 di Medan. Di lingkungan masyarakatnya, ia dikenal sebagai paranormal atau dukun yang sering membantu warga mencari keberuntungan, kesembuhan, dan jodoh. Latar belakangnya sebagai peternak sapi tidak menutupi reputasinya sebagai orang “berilmu”, terutama karena ia dipercaya memiliki kemampuan spiritual yang diwariskan dari ayahnya.
Namun di balik praktik pengobatan dan nasihat gaibnya, tersembunyi dorongan mistis yang kelam. Dalam pengakuannya kepada polisi, Suradji mengaku mendapat bisikan dari roh ayahnya dalam mimpi. Roh itu memerintahkannya untuk membunuh 70 perempuan dan meminum air liur mereka agar kesaktiannya sempurna. Keyakinan inilah yang menjadi awal dari serangkaian pembunuhan ritual selama lebih dari satu dekade.
Ritual Kematian di Ladang Tebu
Kejahatan Suradji dilakukan dengan pola yang nyaris serupa. Para korban, kebanyakan perempuan muda — datang kepadanya untuk mencari keberuntungan atau mengatasi masalah hidup. Dengan kedok ritual pemurnian, mereka diajak ke ladang tebu di dekat rumahnya, tempat ia mengatakan energi spiritual lebih kuat.
Di sana, korban diminta menggali lubang sedalam pinggang dan berdiri di dalamnya sebagai bagian dari upacara pembersihan diri. Setelah itu, Suradji mencekik mereka dengan kabel hingga meninggal dunia. Tubuh para korban dikubur berdiri menghadap ke rumahnya, karena ia percaya kekuatan spiritual mereka akan mengalir ke dirinya.
Selama 11 tahun, ritual berdarah itu berlangsung tanpa kecurigaan berarti. Suradji dibantu oleh dua istrinya, yang juga bersaudara, dalam menyembunyikan jejak kejahatan.
Terbongkarnya Kejahatan
Pada tahun 1997, warga dikejutkan oleh penemuan mayat perempuan terkubur di ladang tebu yang sama. Polisi kemudian melakukan penggalian dan menemukan lebih dari 40 jasad perempuan dalam kondisi serupa. Penyelidikan pun mengarah ke Ahmad Suradji, yang akhirnya mengakui telah membunuh 42 orang. Pengakuan itu mengguncang Indonesia. Kasusnya menjadi simbol bagaimana kepercayaan terhadap kekuatan gaib bisa berubah menjadi alat pembenaran tindakan brutal.












