Scroll ke bawah
banner 325x300
banner 160x600
banner 160x600
Example 728x250
Lifestyle & Hiburan

Di Balik Asap Rokok dan Doa Ibu

72
×

Di Balik Asap Rokok dan Doa Ibu

Sebarkan artikel ini
Example 728x250

ELTV SATU ||| CERPEN – Di sudut sebuah kota asing yang tak pernah benar-benar tidur, Maya duduk di bangku halte tua yang catnya mulai mengelupas. Malam merayap perlahan, meninggalkan hawa dingin yang menggigit kulitnya. Ia menarik napas panjang, lalu menghembuskan asap rokok yang menari pelan sebelum hilang ditelan langit yang tak mengenal siapa dirinya.

Kota ini ramai, tetapi kehadirannya tak pernah terasa berarti. Orang-orang melintas tanpa menoleh, kendaraan saling bersahut, namun hati Maya tetap saja sunyi. Di kepalanya, masa lalu bergerak lambat seperti bayangan yang enggan pergi. Ada cinta yang dulu ia jaga, ada rumah yang dulu ia panggil pulang semuanya kini menjauh, meninggalkan jejak yang tak lagi bisa ia sentuh.

Pasang Iklan Disini Scroll ke Bawah
idth="300"
Scroll ke Bawah

Ketika pikirannya mulai tenggelam terlalu dalam, ponselnya bergetar. Nama Cahya, ibunya, muncul di layar. Hanya suara itu yang mampu menembus lapisan kesedihan Maya.

Baca Juga :  Menu Lengkap, Tempat Adem: Joglo Ciremai Hadirkan Pengalaman Makan Berkesan

“Assalamu’alaikum, Maya… kamu sudah makan, Nak?” suara Cahya terdengar hangat, lembut, seperti selimut tipis yang merangkul dari kejauhan.

“Wa’alaikumussalam… Maya sudah makan, Bu,” jawabnya pelan, meski yang ia telan sejak pagi hanya dua teguk air dan sebatang rokok.

Cahya tidak membantah atau memaksa. Ia tahu anaknya pandai menyembunyikan lelah.

“Nak… Ibu tahu kamu sedang berjuang. Tapi ingat, setiap hari kamu bangun, itu tanda kamu masih kuat. Tuhan tidak meninggalkanmu.”

Baca Juga :  Komunitas Sastra “Ruang Kata” Gelar Malam Puisi di Yogyakarta

Maya menunduk. Asap rokok terakhir menghilang di antara lampu-lampu jalan.

“Maya capek, Bu… capek sekali. Rasanya semua yang Maya jaga… hilang begitu saja.”

Hening sesaat terdengar dari seberang. Cahya menahan suaranya agar tidak pecah.

“Maya… cinta memang bisa retak tanpa suara. Tapi hidupmu jangan ikut hancur. Kamu lebih berharga daripada luka yang kamu tanggung.”

Baca Juga :  Jejak Rasa dan Perasaan Terlarang yang Tak Seharusnya Ada

Air mata Maya mengalir tanpa ia sadari.
“Andai jarak kita tidak sejauh ini… Maya ingin pulang.”

Example 728x250
banner 200x800
banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250

Jangan Copy Paste Tanpa Izin