
PWI Jabar Bidang Organisasi Ahmad Syukri membuka rangkaian acara dengan paparan Sejarah PWI & Keorganisasian, menekankan pentingnya pemahaman sejarah dan peran PWI sebagai organisasi pers tertua di Indonesia.
Wakil Ketua PWI Jabar Danang Donoroso menyampaikan materi Pembinaan Daerah. Ia menekankan bahwa setiap anggota PWI harus memiliki mental dasar yang kuat dan menjaga marwah organisasi.
“Tetap jalin hubungan baik dengan pemerintah, namun jangan hilangkan kritik membangun demi kemajuan bangsa,” ujarnya.

Materi Mengenal Rambu-Rambu Pers dibawakan Wakabid Advokasi Agus Dinar, yang menguraikan tugas utama wartawan: mencari, mengolah, dan menyajikan informasi faktual serta bermanfaat bagi publik. Ia menegaskan landasan kerja wartawan berpegang pada UU Pers No. 40/1999, Kode Etik Jurnalistik, dan Kode Etik PWI.
“Berita harus jujur, akurat, objektif, dan berimbang. Dalam kasus sensitif seperti kekerasan seksual, identitas korban wajib dilindungi,” tegasnya.

Bendahara PWI Jabar Ati Suprihatin memaparkan Teknik Menulis Berita, menekankan pentingnya prinsip 5W+1H (who, what, when, where, why, how), kalimat efektif sesuai SPOK, dan pola piramida terbalik—informasi paling penting diletakkan di awal.
“Cantumkan kutipan narasumber kredibel di paragraf kedua agar berita kuat dan terpercaya,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris PWI Jabar Tantan S. Bukhawan membahas Tantangan & Peluang Media Massa. Ia mendorong jurnalis mengembangkan personal branding melalui karya orisinal dan sikap profesional.
“Eksistensi kita bernilai bila karya dan perilaku menjaga nama baik PWI. Jika melanggar, kartu anggota bisa dicabut,” katanya.
OKK bertujuan membekali calon anggota PWI dengan pengetahuan dasar jurnalistik, etika profesi, dan wawasan organisasi. Selama kegiatan, peserta mengikuti pemaparan materi, diskusi interaktif, dan kalau lolos nantinya akan menerima sertifikat kelulusan sebagai tanda siap menjadi jurnalis profesional berintegritas. (REDAKSI)