Scroll ke bawah
banner 325x300
banner 160x600
banner 160x600
Example 728x250
Artikel

Ayah dan Anak Tiri Obsesi yang Terlarang

21
×

Ayah dan Anak Tiri Obsesi yang Terlarang

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi
Example 728x250

“Bagaimana saya bisa menahan rasa ini? Rasanya nyata sekali…”

Ustad Boris menepuk bahunya.

Pasang Iklan Disini Scroll ke Bawah
idth="300"
Scroll ke Bawah

“Justru itu bahayanya. Kau menyebutnya cinta, tapi itu bayangan yang mengganggu jiwa. Kesetiaanmu pada Cahya adalah ujian. Fokuslah pada doa, keluarga, dan cinta yang halal.”

Surya mengangguk perlahan. Dalam hatinya ia berbisik:

“Aku akan merelakan… meski setiap relakan menusuk jiwaku. Aku memilih rumah tanggaku, dan cintaku tetap suci.”

Demi untuk menyembukjan sakitnya, Surya menemui Marlin, seorang psikolog wanita paruh baya dengan wajah teduh.

“Silakan ceritakan apa yang mengganggumu, Pak Surya,” ucapnya lembut.

Surya menarik napas panjang.

“Aku… menyukai Maya. Anak tiriku sendiri. Aku sudah menikah dengan Cahya. Aku tahu ini salah, tapi setiap kali aku melihatnya, hatiku tak bisa tenang.”

Marlin menulis beberapa catatan, menatap Surya dengan tegas tapi lembut.

“Pak Surya, itu bukan cinta. Itu obsesi. Pikiran yang muncul berulang, sulit dikendalikan, dan menjeratmu. Jika tidak dikendalikan, ini bisa menghancurkan dirimu dan keluarga.”

Surya menunduk, tangannya gemetar.

“Tapi rasanya nyata… seperti cinta yang tak bisa mati.”

Marlin tersenyum tipis.

“Justru itu bahayanya. Kau menyebutnya cinta, padahal itu hanya bayangan. Cinta sejati menenangkan, obsesi hanya menimbulkan kegelisahan. Sibukkan dirimu, cintai keluargamu, dan doakan dia bahagia tanpa membiarkan perasaan itu menjeratmu.”

Hujan di luar perlahan reda. Surya menatap langit cerah. Dalam hatinya ia berbisik:

“Aku merelakan… tapi cintaku tetap ada dalam diam, untuk keluarga dan doa yang tulus.”

Senja lembut, cahaya jingga menembus pepohonan halaman rumah. Hujan rintik-rintik meninggalkan aroma tanah basah. Surya duduk di beranda, memandang langit gelap. Angin membawa suara daun bergesekan, seolah alam ikut berbisik: Lepaskanlah.

Dalam hati, ia menutup mata dan berbisik:

“Maya… semoga hidupmu bahagia. Aku tidak bisa menjadi bagian hidupmu, tapi aku bisa mendoakanmu. Biarlah cintaku tetap diam, terikat pada doa, bukan kenyataan yang haram.”

Dada Surya sesak, tapi perlahan ketenangan mengalir. Ia sadar ini ujian dari Tuhan: godaan yang harus dilewati agar hatinya tetap suci.

Surya menoleh ke arah rumah. Cahya sedang menyiapkan makan malam, senyumnya sederhana, hangat, penuh kasih. Di sinilah cinta yang pantas ia miliki.

Ia menarik napas panjang, menundukkan kepala, menutup mata sejenak.

“Aku diuji… dan aku memilih menahan diri. Aku mencintai dalam diam, tapi cintaku nyata hanya untuk Cahya, rumah tangga, dan doa yang tulus. Inilah cara Allah mengajarkanku merelakan, menahan hawa nafsu, dan menemukan kedamaian.”

Rintik hujan berhenti, langit bertabur bintang. Surya tersenyum tipis. Di dalam hatinya, kedamaian hadir: cinta sejati bukan selalu memiliki, tapi merelakan, melewati ujian, dan menjaga yang halal.

(Penulis : Rockheli)
Cerita pendek diatas adalah hasil imazinasi penulis sendiri bukan cerita sebenarnya

Example 728x250
Baca Juga :  Dept Collector Wajib Bersertifikat Bidang Penagihan
banner 200x800
banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250