ELTV SATU ||| JAKARTA – Di era digital, arus informasi bergerak begitu cepat. Dalam hitungan detik, berita bisa tersebar luas melalui media sosial, portal berita, hingga aplikasi pesan instan. Namun, di balik derasnya informasi ini, muncul praktik yang kerap menimbulkan masalah: copy-paste (copas) berita.
Banyak penulis atau media online masih mengandalkan cara instan ini tanpa menyadari konsekuensi etis dan hukum yang mengintai. Lalu, apa sebenarnya perbedaan copas dengan rewrite, dan mana yang sebaiknya dipilih?
Apa Itu Berita Copas?
Berita copas adalah artikel yang diambil mentah-mentah dari sumber lain, lalu ditempel begitu saja tanpa perubahan berarti. Kalimatnya sama persis, bahkan sering termasuk judul, tanda baca, dan susunan paragrafnya.
Mengapa copas dianggap masalah?
- Plagiarisme: Menyalin tanpa izin atau tanpa mencantumkan sumber melanggar hak cipta.
- Turunkan kredibilitas: Media jadi tidak dipercaya pembaca karena dianggap tidak orisinal.
- Resiko hukum: Undang-undang ITE dan UU Hak Cipta bisa menjerat media/penulis yang terbukti menjiplak.
Copas mungkin cepat dan mudah, tetapi dampaknya bisa panjang.
Apa Itu Berita Rewrite?
Berbeda dengan copas, rewrite berarti menulis ulang informasi dari sumber asli dengan bahasa sendiri. Inti beritanya tetap sama, namun cara penyampaiannya berbeda.
Contoh sederhana:
- Copas: “Gempa bumi 6,2 magnitudo mengguncang Yogyakarta pada Senin pagi.”
- Rewrite: “Yogyakarta diguncang gempa bermagnitudo 6,2 pada Senin (25/9) pagi.”
Dengan teknik ini, penulis bisa menyajikan informasi lebih segar, bahkan menambah konteks atau sudut pandang baru.