Fasilitas ini sementara akan dikelola oleh dinas Sosial dan untuk tahap awal, rumah singgah ini akan mulai beroperasi pada awal Juni 2025. Namun, ke depan, Bupati membuka peluang kerja sama dengan berbagai komunitas dan perusahaan yang ingin berpartisipasi.
“Kalau ada orang terlantar, bisa saja nanti perusahaan bantu logistik. Kita ketuk semua pihak. Banyak orang Majalengka yang sebenarnya ingin berbagi, asal ada tempatnya,” katanya.
Rumah Singgah Hegar memanfaatkan gedung bekas kantor Diskominfo Majalengka yang sebelumnya kosong. Dengan anggaran renovasi sebesar Rp200 juta dari APBD, bangunan tersebut disulap menjadi ruang perlindungan sosial.
“Daripada bangunan kosong, lebih baik kita manfaatkan. Operasional nanti tetap akan disokong anggaran untuk logistik seperti beras, makanan, dan kebutuhan pokok lainnya,” pungkasnya
Kepala Dinas Sosial Majalengka Nasrudin menjelaskan, penghuni rumah singgah akan dibina dengan pendekatan humanis. Rumah singgah menyediakan ruang khusus untuk anak-anak, perempuan, dan laki-laki. Di dalamnya juga ada pelatihan, advokasi, dan pendampingan psikososial dengan melibatkan konselor.
Terkait ODGJ, menurut Nasrudin menjelaskan Dinsos sebenarnya hanya menampung ODGJ yang sehat, sesuai dengan aturan. Namun fakta di lapangan banyak ODGJ berpenyakit selalu di lemparkan ke Dinsos. Adapun yang berpenyakit harus dibawa ke Dinas Kesehatan Majalengka, kemudian bila perlu rehab di Dinsos.
(Vicky)