“Cinta itu tidak hilang,” kata Surya lirih. “Dia hanya berubah bentuk. Dari api yang menyala menjadi bara yang diam, tapi tetap hangat.”
Cinta, pada akhirnya, adalah perjalanan panjang. Ia lahir dari rasa kagum, tumbuh dalam kerinduan, diuji oleh luka dan tangis, lalu menua bersama waktu. Di masa muda, cinta memang menyala terang, penuh gairah. Tetapi di usia senja, cinta menjelma menjadi bara yang redup namun setia memberi hangat.
Surya dan Cahya adalah bukti bahwa cinta sejati tidak pernah pergi. Ia hanya berganti wajah dari janji menjadi kesetiaan, dari kata-kata menjadi perbuatan, dari gejolak menjadi ketenangan. Dan ketika kita bertanya “ke mana perginya cinta?”, jawabannya sederhana: cinta tidak pergi ke mana pun. Ia tetap ada, diam-diam menyertai, berjalan bersama kita, bahkan ketika langkah mulai tertatih.
Penulis: Rockheli