ELTV SATU ||| MAJALENGAKA – Sumber anggaran dana APBD tahun 2025 yang di alokasikan oleh Pemda Majalengka untuk wawancara eksklusif dengan salah-satu media (DC), diduga menuai polemik dari berbagai jurnalis lokal serta tokoh-tokoh pergerakan di Kabupaten Majalengka. Pasalnya, menurut kabar yang beredar di berbagai media sosial akun facebook, dalam anggaran yang di alokasikan hanya untuk wawancara dengan salah-satu media tersebut, nilainya sungguh mengejutkan dan sangat fantastis.
Dalam postingan Akun Facebook pemilik Cepot Langkung Sae, yang di kutip dari Grup Akun Facebook Suara Masyarakat Majalengka (SMM) tertera diduga foto bupati majalengka H. Eman Suherman sedang melakukan wawancara ekslusif dan menyertakan diduga foto LPSE Kabupaten Majalengka, tertera nilai anggaran yang di alokasikan oleh Pemda Majalengka Melalui Perencanaan Dinas Kominfo Kabupaten Majalengka senila Rp. 300 juta rupiah.
Sementara itu Gatot selaku Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Majalengka saat dimintai keteranganya melalui sambungan pesan Aplikasi WhatsApp, dirinya mengaku sudah tidak menjabat sebagai Kepala Dinas Kominfo.
“Saya sudah tidak di Kominfo lagi, Kemaren sudah ada tanggapan dari pak PLT. Kadiskominfo. Ke beliau saja untuk lebih jelasnya.” Ujar Gatot 01/07/2025
Saat pihak media ini menayakan kepada Gatot, dirinya mengakui, pasalnya dalam perencanaan anggaran wawancara eksklusif tersebut logikanya Gatot masih menjabat sebagai Kepala Dinas Kominfo, artinya dalam perencanaan dan mekanisme yang dijalankan mengenai anggaran yang di alokasikan untuk wawancara eksklusif senilai Rp. 300 juta rupiah masih dalam kebijakan Gatot, sebagai pemangku kebijakan di Dinas Kominfo.
“Usulan memang saat saya, dan hal tersebut sudah dilakukan efisiensi.” Pungkas Gatot 01/07/2025
Salah-satu Aktifis dikabupaten majalengka Asep Nurdiansyah mengatakan, Apalagi di dalam Surat Edaran Intruksi Presiden Tahun 2025, poin- poinya sudah jelas dari mulai pemimpin tingkat atas sampai tingkat bawah diwajibkan untuk melakukan efisiensi anggaran. Namun di Kabupaten Majalengka sendiri terkesan tidak menghiraukan apa yang sudah menjadi intruksi wajib dari Bapak Presiden Republik Indonesia. Tutupnya (Vicky)