ELTV SATU ||| JAKARTA – Bagi para pecinta burung, terutama jenis perkutut lokal, mungkin pernah mengalami hal unik: burung peliharaan tiba-tiba bunyi sekitar pukul dua belas malam, meskipun lampu sudah dimatikan dan suasana rumah sunyi. Fenomena ini sering menimbulkan rasa heran — bahkan sebagian orang mengaitkannya dengan pertanda tertentu. Lalu, apa sebenarnya penyebab burung perkutut berbunyi di tengah malam?
1. Respons Alami dan Faktor Lingkungan
Burung perkutut, meski tampak tenang, memiliki pendengaran sangat tajam. Pada malam hari, suara kecil seperti tikus lewat, jangkrik, atau bahkan kendaraan jauh bisa membuatnya bereaksi dan mengeluarkan suara. Selain itu, perubahan suhu malam yang menurun juga bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan membuat burung bergerak atau bersuara.
Perkutut lokal dikenal sensitif terhadap cahaya. Sinar kecil dari lampu luar, ponsel, atau pantulan kendaraan kadang dianggapnya sebagai tanda pagi. Karena itu, meskipun suasana tampak gelap bagi manusia, bagi perkutut hal itu belum tentu benar-benar “malam”.
2. Pertanda Birahi atau Mental Naik
Jika suara perkutut di malam hari terdengar pelan tapi teratur, seperti irama “kutut… kutut… kutut…” yang mengalun lembut, hal ini justru menjadi tanda positif. Artinya burung sedang sehat, fit, dan mengalami kenaikan birahi atau mental. Biasanya terjadi pada burung jantan dewasa yang sudah berusia di atas satu tahun. Dalam kondisi seperti ini, perkutut hanya sedang menyalurkan energi atau menunjukkan performanya, meskipun waktunya tidak lazim.
Dalam kasus seperti ini, pemilik tidak perlu khawatir. Justru bisa menjadi tanda bahwa perkutut dalam kondisi prima.
3. Akibat Kebiasaan dan Pola Rawatan
Perkutut termasuk hewan yang sangat mudah terbentuk kebiasaannya (habit). Jika setiap malam di jam yang sama burung berbunyi, bisa jadi karena rutinitas rumah yang berulang — misalnya suara kendaraan yang lewat, pintu ditutup, atau perubahan cahaya tertentu yang selalu terjadi di waktu itu. Burung kemudian “merekam” kebiasaan tersebut dan bereaksi secara otomatis.
Untuk mengatasinya, pemilik dapat mencoba mengubah pola rawatan: menutup kerodong lebih awal, menjaga suasana lebih tenang pada malam hari, dan menghindari perubahan cahaya mendadak. Dalam beberapa malam, perilaku tersebut biasanya akan berangsur hilang.












