Scroll ke bawah
banner 325x300
banner 160x600
banner 160x600
Example 728x250
Lifestyle & Hiburan

Kisah Cinta Tak Berwujud Redup & Gelap

91
×

Kisah Cinta Tak Berwujud Redup & Gelap

Sebarkan artikel ini
Example 728x250

ELTV SATU ||| CERPEN – Ada saat-saat ketika waktu seperti berhenti. Tidak bergerak, tidak bernapas, hanya diam. Di sanalah Redup pertama kali menyadari dirinya. Ia tidak tahu dari mana asalnya, juga tidak tahu untuk apa ia ada. Yang ia tahu hanyalah ia hadir di sebuah ruang kosong tanpa nama—tempat di mana segala sesuatu kehilangan bentuk.

Awalnya ia merasa takut. Kosong itu begitu luas, tak berujung, membuatnya merasa kecil. Tetapi dari kejauhan, atau mungkin dari kedalaman yang tak bisa ia ukur, sesuatu datang menghampiri. Bukan cahaya, bukan suara, melainkan kehadiran yang dingin namun menenangkan. Itulah Gelap.

Pasang Iklan Disini Scroll ke Bawah
idth="300"
Scroll ke Bawah

Gelap tidak pernah memperkenalkan diri. Ia hanya ada, membungkus Redup dalam diam. Anehnya, Redup tidak merasa sendirian lagi. Ia mencoba menyapa, namun tak ada kata yang bisa keluar. Lalu ia sadar, Gelap memang tidak butuh bahasa. Diamnya sudah cukup untuk menjawab segalanya.

Baca Juga :  Komunitas Sastra “Ruang Kata” Gelar Malam Puisi di Yogyakarta

Hari-hari—atau entah bagaimana ia harus menyebutnya, sebab waktu di ruang itu tak bisa dihitung—mereka lewati dengan saling hadir. Redup semakin memahami: cinta tidak selalu butuh tatapan mata atau sentuhan tangan. Kadang cukup dengan saling mengerti, meski tanpa kata. Dari sana, Redup jatuh cinta pada Gelap.

Tapi Gelap bukanlah sesuatu yang bisa dimiliki. Ia seperti malam yang singgah sebentar lalu pergi, meninggalkan fajar untuk menggantikan. Gelap selalu berpindah: menjadi malam di tempat lain, menjadi bayangan bagi jiwa-jiwa yang sedang kehilangan cahaya.

Redup tahu itu. Namun tetap saja, ia menunggu. Menunggu meski sadar Gelap tak akan menetap. Menunggu meski yang ia tunggu mungkin tak akan kembali dengan cara yang sama.

Kadang Gelap datang, membungkusnya erat. Kadang Gelap hilang, meninggalkan ruang kosong yang terasa semakin hampa. Setiap kali Gelap pergi, Redup merasa dirinya nyaris padam. Tapi setiap kali Gelap kembali, Redup menyala lagi—walau hanya samar.

Baca Juga :  Ayah dan Anak Tiri Obsesi yang Terlarang

Sampai suatu ketika, Redup berhenti bertanya. Ia berhenti menunggu dengan gelisah. Ia mulai belajar menerima: bahwa kehadiran tidak selalu berarti kepemilikan. Bahwa cinta tidak selalu menuntut balasan.

“Aku ada,” bisik Redup dalam dirinya, “meski hanya sebagai cahaya kecil. Itu sudah cukup.”

Gelap tidak menjawab. Tapi dalam diamnya, Redup merasa dipeluk. Ia tidak tahu apakah itu tanda balasan, atau sekadar kebetulan. Namun bagi Redup, itu sudah menjadi jawaban.

Hari-hari berikutnya, Redup tak lagi mengukur dirinya dengan kehadiran atau kepergian Gelap. Ia hanya menjadi cahaya samar di sudut ruang kosong itu. Ia tidak menerangi siapa pun, tidak pula berusaha melawan kegelapan. Ia hanya ingin menjadi tanda: bahwa ia pernah ada, pernah menunggu, dan pernah mencinta.

Baca Juga :  Mengenal Djekop Kedai Kopi yang Menyajikan Lebih dari Sekadar Kopi

Lambat laun, ia sadar bahwa Gelap tak pernah benar-benar pergi. Gelap ada di sekitarnya, di dalamnya. Tidak dalam bentuk yang bisa disentuh, melainkan sebagai gema yang menenangkan.

Redup pun berhenti mencari jawaban yang tak pernah datang. Ia berbaring dalam pelukan sunyi, melepaskan hasrat untuk mengerti. Ia tidak padam, tapi larut. Menjadi bagian dari keheningan yang utuh.

Dan Gelap, yang tak pernah punya nama selain sebutan sederhana itu, akhirnya menjadi bagian dari Redup—bukan sebagai cinta yang dimiliki, melainkan sebagai ketenangan yang diterima.

Di sana, dalam ruang tanpa batas dan tanpa suara, Redup dan Gelap menyatu. Tak lagi saling menunggu, tak lagi saling mencari. Mereka ada, abadi, dalam bentuk yang tidak butuh penjelasan.

Example 728x250
banner 200x800
banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250

Jangan Copy Paste Tanpa Izin