ELTV SATU ||| SENI BUDAYA – Indonesia adalah negeri yang kaya akan cerita rakyat, legenda, dan mitos yang membentuk identitas budaya tiap daerah. Dari Sabang sampai Merauke, hampir setiap wilayah memiliki kisah yang diwariskan turun-temurun, bukan sekadar dongeng pengantar tidur, melainkan juga sebagai sarana pendidikan moral dan penguat jati diri masyarakat. Di tanah Majalengka, Jawa Barat, terdapat sebuah legenda besar yang hingga kini tetap hidup dalam ingatan masyarakat: kisah Nyi Rambut Kasih, seorang tokoh perempuan sakti yang lekat dengan sejarah Kerajaan Talaga.
Selain kisahnya yang penuh nuansa magis, peninggalan budaya terkait Nyi Rambut Kasih, termasuk situs makamnya, hingga kini menjadi pusat ziarah, wisata budaya, dan penelitian sejarah. Artikel ini akan membahas secara mendalam siapa sebenarnya Nyi Rambut Kasih, bagaimana kisah hidupnya menurut cerita rakyat, hingga peran situs budaya di Majalengka sebagai penjaga warisan leluhur.
Siapa Nyi Rambut Kasih?
Dalam tradisi lisan masyarakat Majalengka, Nyi Rambut Kasih dikenal sebagai seorang tokoh perempuan sakti yang hidup sekitar abad ke-15 hingga ke-16, ketika wilayah Jawa Barat masih dipenuhi kerajaan-kerajaan kecil sebelum sepenuhnya masuk ke dalam kekuasaan Kesultanan Cirebon dan kemudian Mataram.
Ia disebut sebagai pendiri sekaligus penguasa Kerajaan Talaga, sebuah kerajaan kecil di daerah Majalengka Selatan. Nama “Rambut Kasih” diyakini berasal dari keindahan rambutnya yang panjang, hitam, dan terurai, namun juga melambangkan kelembutan, kasih sayang, dan kewibawaan.
Berbeda dengan banyak tokoh kerajaan laki-laki yang mengandalkan kekuatan militer, Nyi Rambut Kasih lebih dikenal dengan kebijaksanaan, spiritualitas, dan kekuatan batinnya. Hal inilah yang membuat kisahnya begitu kuat melekat dalam memori masyarakat Majalengka.
Kisah Legenda Nyi Rambut Kasih
Cerita tentang Nyi Rambut Kasih memiliki beberapa versi, karena ia disebarkan secara lisan dari generasi ke generasi. Namun, ada garis besar yang sama dalam kisahnya.
1. Nyi Rambut Kasih dan Kerajaan Talaga
Nyi Rambut Kasih dipercaya sebagai ratu yang memimpin Kerajaan Talaga. Di bawah kepemimpinannya, kerajaan hidup makmur, rakyatnya sejahtera, dan hubungan dengan alam tetap terjaga. Ia diyakini memiliki kesaktian yang luar biasa, sehingga disegani baik oleh rakyat maupun kerajaan tetangga.
2. Pertentangan dengan Kesultanan Cirebon
Salah satu bagian kisah menyebutkan bahwa Nyi Rambut Kasih pernah menolak tunduk kepada Kesultanan Cirebon yang pada saat itu berkembang pesat di bawah kepemimpinan Sunan Gunung Jati. Ketegangan ini tidak selalu digambarkan sebagai perang fisik, melainkan lebih pada benturan ideologi dan kekuasaan.
Dalam beberapa cerita rakyat, Nyi Rambut Kasih tetap mempertahankan keyakinan dan tradisi lokal meski pengaruh Islam mulai menyebar. Namun, ada pula versi lain yang menyebut bahwa akhirnya ia menerima ajaran Islam namun tetap menjaga warisan leluhurnya.
3. Akhir Hidup dan Kepergian Nyi Rambut Kasih
Kisah paling populer menyebutkan bahwa menjelang akhir hayatnya, Nyi Rambut Kasih menghilang secara gaib di sebuah tempat yang kini diyakini sebagai Situs Talaga Manggung, Kecamatan Talaga, Majalengka. Sebagian masyarakat percaya bahwa ia “muksa” (menghilang dengan raga dan jiwa) ke alam gaib, bukan meninggal secara biasa.
Makam atau petilasannya hingga kini menjadi tempat ziarah, terutama bagi masyarakat yang percaya akan kesaktiannya dan ingin memperoleh berkah atau ketenangan batin.
Situs Budaya Nyi Rambut Kasih di Majalengka
Hingga saat ini, terdapat sejumlah situs budaya yang terkait erat dengan kisah Nyi Rambut Kasih di Majalengka. Situs-situs tersebut tidak hanya menjadi tempat ziarah, tetapi juga warisan sejarah yang memperkaya khazanah budaya lokal.
1. Petilasan Nyi Rambut Kasih di Talaga Manggung
Lokasi yang paling dikenal adalah petilasan atau makam Nyi Rambut Kasih di Desa Talaga Wetan, Kecamatan Talaga. Tempat ini sering didatangi peziarah, terutama pada malam-malam tertentu seperti malam Jumat Kliwon atau menjelang bulan Maulid.
Suasana di petilasan ini sangat kental dengan nuansa spiritual. Banyak orang datang untuk berdoa, bermeditasi, atau sekadar mengenang jasa leluhur.
2. Situs Kerajaan Talaga
Selain petilasan, di wilayah Talaga terdapat pula peninggalan berupa situs Kerajaan Talaga, termasuk bangunan tua, bekas benteng, dan artefak kuno. Situs ini menjadi bukti sejarah bahwa daerah Majalengka pernah menjadi pusat kekuasaan yang penting di masa lalu.
3. Tradisi dan Upacara Adat
Beberapa tradisi masyarakat Majalengka juga dikaitkan dengan penghormatan terhadap leluhur, termasuk Nyi Rambut Kasih. Upacara adat sering digelar sebagai bentuk penghormatan, syukur, dan pelestarian budaya.