Dinamika kontemporer: toleransi dan ruang bersama
Tidak semua berjalan mulus. Di beberapa tempat, sempat muncul gesekan—misalnya insiden perusakan persiapan Sedekah Laut di Bantul pada 2018. Respons masyarakat sipil waktu itu adalah menggelar labuhan bersama sebagai penegasan bahwa tradisi budaya adalah ruang bersama yang harus dihormati, terlepas dari perbedaan tafsir keagamaan. Pengalaman ini mengajarkan pentingnya dialog, literasi budaya, dan peran negara dalam menjamin kebebasan berekspresi kultural.
Status warisan budaya: pengakuan dan tanggung jawab
Beragam varian Sedekah Laut telah didorong menuju pengakuan formal. Di Cilacap, festival nelayan/sedekah laut menjadi agenda resmi daerah; sementara di Pemalang (Asemdoyong), tradisi setempat telah masuk daftar WBTb. Pengakuan seperti ini bukan “puncak”, melainkan titik awal untuk tata kelola pelestarian: pendataan, dokumentasi audiovisual, kurikulum muatan lokal, kalender budaya, dan standar keselamatan.
Orisinalitas di tengah modernisasi
Bagaimana memastikan Sedekah Laut tetap otentik? Beberapa prinsip praktis yang bisa (dan telah) ditempuh komunitas:
-
Pelibatan tetua adat sebagai pengarah prosesi dan penafsir simbol, agar ritus tidak kehilangan ruh.
-
Transparansi pendanaan dan prioritas pada pelaku lokal (seniman, pelaku UMKM, nelayan) sehingga manfaat ekonomi terasa merata.
-
Interpretasi kontekstual—misalnya narasi edukatif bahwa laut adalah amanah; pelarungan bukan “memberi makan laut”, melainkan syukur dan komitmen menjaga ekosistem.
-
Kemitraan lintas pihak: desa/kelurahan, HNSI/kelompok nelayan, dinas budaya–pariwisata, kampus, komunitas seni, serta media lokal.
-
Manajemen risiko & keselamatan: cuaca, arus, kapasitas perahu, titik kumpul penonton, jalur evakuasi—semuanya perlu SOP jelas, apalagi saat jumlah pengunjung membludak.
Dimensi ekologi: ritual yang mengingatkan untuk merawat laut
Ritual syukur idealnya berjalan seiring etika ekologis. Banyak komunitas mulai menyisipkan aksi bersih pantai, kampanye pengurangan plastik, hingga edukasi penangkapan ikan berkelanjutan. Narasi “larung sesaji” juga ditafsir ulang: isi sesaji dapat dikelola agar tidak mencemari (misalnya bahan organik, anyaman alami), dan jumlahnya disesuaikan. Tradisi hidup bila mampu berdialog dengan ilmu pengetahuan modern—memastikan bahwa samudra yang menjadi sumber hidup tetap lestari untuk generasi berikutnya.
Penutup: sedekah yang mengikat manusia, budaya, dan alam
Sedekah Laut adalah cermin cara masyarakat pesisir selatan Jawa memandang dunia: laut sebagai sumber rezeki sekaligus ruang sakral yang mesti dihormati. Di tengah arus pariwisata dan modernisasi, tradisi ini justru memanggil kita untuk memperlambat langkah—mengingat nama-nama perahu, keringat nelayan, dan doa-doa yang terbang bersama angin laut. Selama makna syukur, kebersamaan, dan kepedulian ekologis dijaga, Sedekah Laut akan terus berdenyut—menjadi nafas bahari Nusantara yang mempersatukan manusia, budaya, dan alam. ***
Daftar Pustaka
-
Suryanti, A. (2016). Upacara Adat Sedekah Laut di Pantai Cilacap. Jurnal Sabda, Universitas Diponegoro. (PDF). Undip E-Journal
-
Heriyawati, Y. (t.t.). Kearifan Lokal Hajat Laut: Budaya Maritim Pangandaran. (PDF/Neliti). Neliti
-
DetikJabar (2022, 10 Agustus). Filosofi Ritual Hajat Laut Pangandaran, Wujud Syukur dari Laut Selatan. detikcom
-
Humas Pemkab Cilacap (2023, 28 Juli). Festival Nelayan (Sedekah Laut) Digelar. Humas Cilacap
-
Liputan6 (2025, 23 Januari). Sejarah Tradisi Hajat Laut: Warisan Budaya Nelayan di Pangandaran. liputan6.com
-
Repository Universitas Widya Mataram (2021). Makna Komunikasi Ritual Sedekah Laut di Pantai Parangkusumo. (PDF). repository.widyamataram.ac.id
-
Times Indonesia (2024, 8 Juli). Ritual Sedekah Laut Pemalang sebagai Warisan Budaya Takbenda. TIMES Indonesia
-
Pemkab Pemalang (2022, 30 September). Baritan Asemdoyong Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda. pemalangkab.go.id
-
Jurnal Aripafi (2024). Akulturasi Tradisi Sedekah Laut di Kabupaten Cilacap. (PDF). journal.aripafi.or.id
-
Good News From Indonesia (2023, 30 Oktober). Upacara Adat Sedekah Laut di Kabupaten Cilacap. Good News from Indonesia