* Bandung: gedung DPRD dan wisma tamu dibakar, kerugian sekitar Rp 40 miliar.
* Surabaya: kerusakan gerbang Grahadi dan kendaraan sekitar Rp 25 miliar.
* Malang: 16 pos polisi rusak/bakar, kerugian sekitar Rp 30 miliar.
* Yogyakarta: SPKT dan Mapolda DIY dirusak/dibakar, kerugian sekitar Rp 15 miliar.
* Selain itu, gangguan layanan MRT & TransJakarta, serta kemacetan, menyebabkan kerugian tambahan sekitar Rp 100 miliar.
4. Sektor Perdagangan & Konsumsi
* Mal-mal di Jakarta (Atrium Senen, Sarinah, Senayan Park, Lippo Mall Nusantara) dan Surabaya (Tunjungan Plaza, Plaza Surabaya) berhenti operasional lebih awal, menimbulkan potensi hilangnya transaksi sekitar Rp 650 miliar.
* Lesunya aktivitas UMKM, retail, dan pasar tradisional di berbagai kota menambah kerugian sekitar Rp 300 miliar.
Total dampak sektor ini: sekitar Rp 950 miliar.
5. Estimasi Total Nasional
Menurut penghitungan cepat di Kompasiana (non-manfaat resmi), total estimasi kerugian nasional yang mencakup kerusakan infrastruktur, transportasi, perdagangan, serta hilangnya transaksi mencapai sekitar Rp 195 triliun.
(Ini mencakup kapitalisasi pasar yang tersusut dan rugi ekonomi makro lainnya).
Maka sudah saatnya Prabowo Subianto bertindak tepat guna dan cepat sesuai aspirasi rakyat dalam menghadapi suasana genting seperti ini, antara lain; Cabut Fasilitas DPR RI yang melampaui batas kewajaran, Ganti Kapolri, tuntutan buruh, tuntutan komunitas ojol, tuntutan aktivis yaitu penegakkan supremasi hukum dan reshuffle kabinet, tuntutan para purnawirawan TNI, dan lain-lain.***
Oleh Aceng Syamsul Hadie, S.Sos., MM.
Ketua Dewan Pembina DPP ASWIN (Asosiasi Wartawan Internasional).