ELTV SATU ||| BANDUNG, 11 Desember 2025 – Sebuah momentum bersejarah dalam upaya deradikalisasi nasional terjadi di Jawa Barat. Sebanyak 266 orang dari tujuh faksi kelompok Negara Islam Indonesia (NII) secara serentak menyatakan Cabut Baiat dan Deklarasi Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Prosesi berlangsung dengan penuh kekhidmatan di Aula Ki Hajar Dewantara, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Ketua Yayasan Prabu Foundation menyebut langkah kolektif ini sebagai capaian penting dalam memperkuat kembali integrasi sosial para mantan anggota NII. “Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam memutus mata rantai radikalisme dan mengembalikan para peserta pada kehidupan berbangsa yang utuh,” ujarnya.
Inisiatif besar ini terselenggara melalui kolaborasi strategis Densus 88 Antiteror Polri, Polda Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, serta mendapat dukungan Bank BJB. Agenda dimulai dengan registrasi peserta, pembukaan acara, menyanyikan Indonesia Raya, hingga pembacaan doa sebelum memasuki inti kegiatan.
Ketua Yayasan Prabu Foundation menambahkan bahwa pendampingan tidak berhenti pada deklarasi. “Kami berkomitmen untuk terus mendampingi proses pemulihan ideologis para peserta. Pembinaan lanjutan akan melibatkan pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan berbagai instansi terkait agar reintegrasi berjalan konsisten dan berkelanjutan.”
Puncak prosesi ditandai pembacaan deklarasi cabut baiat oleh perwakilan faksi, yang kemudian diikuti seluruh peserta. Setelah itu, dilakukan penandatanganan surat pernyataan, prosesi hormat bendera, dan penciuman Sang Merah Putih—sebuah simbol kuat kembalinya kesetiaan mereka kepada NKRI.
Wakil Gubernur Jawa Barat memberikan apresiasi atas ketegasan para peserta dalam meninggalkan ajaran lama. “Kami menghargai keberanian para mantan anggota NII yang memilih kembali pada nilai-nilai kebangsaan. Langkah ini patut dijadikan teladan,” ungkapnya.
Sebagai bentuk penghargaan atas dukungan pemerintah daerah, Densus 88 AT Polri menyerahkan plakat kepada Wakil Gubernur Jawa Barat. Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga menegaskan komitmennya untuk terus mendukung mekanisme pembinaan dan reintegrasi sosial bagi para peserta.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata efektivitas pendekatan kolaboratif dalam penanggulangan ekstremisme. Sinergi antara aparat keamanan, pemerintah daerah, lembaga keagamaan, dan masyarakat sipil kembali ditegaskan sebagai pilar penting dalam menjaga stabilitas dan ketahanan nasional. (***)
