Scroll untuk baca artikel
banner 325x300
banner 160x600
banner 160x600
Example 728x250
ArtikelKesehatanNews

Waspadai Beras Oplosan Teliti Sebelum Membeli

29
×

Waspadai Beras Oplosan Teliti Sebelum Membeli

Sebarkan artikel ini
Example 728x250

ELTV SATU – Beras menjadi kebutuhan pokok yang dikonsumsi setiap hari, namun tidak semua beras yang dijual di pasaran aman dan berkualitas. Masyarakat perlu lebih jeli dalam membedakan antara beras asli dan beras oplosan yang kerap disamarkan dengan tampilan menarik.

Agar tidak tertipu, ada beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan, mulai dari memperhatikan warna dan aroma beras, mencermati bentuk butiran, hingga memeriksa hasil nasi setelah dimasak. Simak ciri-ciri beras oplosan, bahaya, hingga tips menghindarinya.

Example 300x600

Ciri-ciri Beras Oplosan

Dilansir laman IPB University, Pakar Teknologi Industri Pertanian IPB University Prof Tajuddin Bantacut menjelaskan, ciri-ciri beras oplosan bisa dikenali secara kasat mata. Salah satu tanda paling umum adalah warna beras yang tidak seragam, serta butirannya yang berbeda ukuran.

Selain itu, tekstur nasi yang dihasilkan pun cenderung lembek, berbeda dari nasi normal yang pulen. Bahkan, dalam beberapa kasus, beras oplosan mengandung benda asing berbahaya, termasuk zat pewarna atau bahan pengawet yang tak layak konsumsi.

“Jika menemukan nasi yang berbeda dari biasanya seperti warna, bau (aroma), tekstur dan butiran maka dapat ‘dicurigai’ sebagai beras yang telah dioplos dalam arti terdapat kerusakan mutu atau keberadaan benda asing,” jelasnya di Kampus IPB Dramaga Bogor, dikutip dari IPB University.

Baca Juga :  Ketua LBH ELIT Cirebon Raya Kembali Menyoroti Dugaan Kasus TPPO

Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak sembarangan membeli beras tanpa label atau dari sumber yang tidak jelas. Berikut penjelasan singkat tentang ciri-ciri beras oplosan seperti yang diungkapkan Prof Tajuddin.

1. Warna Tidak Seragam

Beras oplosan umumnya memiliki warna yang tidak konsisten. Dalam satu kemasan, bisa terlihat butiran beras berwarna putih cerah bercampur dengan yang kusam atau kekuningan. Ini menandakan bahwa beras tersebut berasal dari berbagai jenis atau kualitas, bahkan bisa jadi ada yang sudah rusak, namun tetap dicampurkan.

2. Ukuran Butiran Tidak Sama

Ciri lain yang mudah dikenali adalah perbedaan ukuran butiran. Dalam beras asli berkualitas, ukuran dan bentuk butirannya seragam. Sebaliknya, beras oplosan tampak mencampurkan beras bulir panjang dengan yang pendek, atau besar dengan kecil, menandakan adanya campuran dari berbagai jenis beras atau sisa beras rusak.

3. Aroma Beras Mencurigakan

Beras oplosan sering kali mengeluarkan bau yang tidak biasa. Aroma bisa apek, menyengat, atau tidak segar, berbeda dari bau beras baru yang umumnya netral atau wangi alami. Bau ini bisa menjadi tanda bahwa beras telah lama disimpan, tercampur bahan kimia, atau sudah mengalami kerusakan.

Baca Juga :  Bukti Nyata, Satresnarkoba Polres Majalengka Terus Lakukan Razia Miras Dan Obat Keras Tanpa Ijin Edar

4. Tekstur Nasi Lembek Setelah Dimasak

Setelah dimasak, nasi dari beras oplosan biasanya tidak pulen atau tanak seperti nasi dari beras berkualitas. Teksturnya cenderung lembek, cepat basi, atau terlalu lengket. Hal ini disebabkan pencampuran jenis beras yang tidak sesuai, atau kualitas pati di dalamnya sudah menurun.

5. Ada Benda Asing Saat Dicuci

Saat mencuci beras, perhatikan apakah ada partikel asing yang mengambang di permukaan air-seperti serpihan plastik, serbuk putih, atau kotoran lainnya. Kehadiran benda asing ini bisa menjadi tanda bahwa beras sudah tercemar atau mengandung zat tambahan yang berbahaya.

6. Berbau Aneh

Selain apek, bau beras oplosan kadang menyengat atau terasa kimiawi. Ini bisa disebabkan bahan tambahan seperti pemutih, pewangi, atau pengawet buatan yang sengaja ditambahkan agar beras tampak lebih menarik. Bau yang tidak alami ini perlu diwaspadai karena bisa menandakan adanya kandungan zat berbahaya.

Jenis-jenis Beras Oplosan

Masyarakat diminta semakin waspada terhadap peredaran beras oplosan di pasaran. Praktik mencampur beras dengan bahan lain atau memoles ulang beras rusak masih marak terjadi demi mengejar keuntungan. Tak hanya menurunkan mutu, jenis-jenis beras oplosan ini juga bisa membahayakan kesehatan jika dikonsumsi terus-menerus.

Ada setidaknya tiga jenis beras oplosan yang kerap ditemukan di pasaran, mulai dari campuran dengan bahan lain seperti jagung, beras blended antar varietas, hingga beras rusak yang dikilapkan ulang agar tampak seperti baru. Masing-masing punya risiko tersendiri yang penting dikenali konsumen.

Baca Juga :  Pastikan Tak Ada Pungli, UPP Saber Pungli Kabupaten Cirebon Datangi Sejumlah Pusat Keramaian Warga

1. Campuran Beras dengan Bahan Lain seperti Jagung

Jenis ini adalah salah satu bentuk oplosan yang cukup umum, terutama di daerah-daerah tertentu. Beras dicampur dengan bahan pangan lain seperti jagung pipil kering, biasanya untuk menekan harga produksi atau menyesuaikan dengan kebiasaan lokal.

Meski terlihat aman, pencampuran ini tetap harus dikontrol karena tak semua konsumen siap dengan perubahan rasa, tekstur, atau kandungan gizi. Jika dilakukan tanpa informasi yang jelas di kemasan, praktik ini termasuk menipu konsumen.

2. Beras Blended (Campuran Beberapa Jenis Beras)

Beras blended merupakan campuran dari dua atau lebih jenis beras yang berbeda, biasanya dilakukan untuk memperbaiki rasa, tekstur, atau tampilan nasi setelah dimasak. Contohnya, beras murah dicampur dengan sedikit beras premium agar terlihat berkualitas.

Meski terlihat lebih halus dari bentuk oplosan lainnya, jika tidak jujur mencantumkan komposisi, ini juga masuk kategori penipuan konsumen dan dapat menurunkan mutu secara keseluruhan.

Example 728x250
banner 200x800
banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250