3. Beras Rusak yang Dikilapkan Ulang
Ini adalah jenis oplosan yang paling berbahaya dan sering dilakukan oknum nakal. Beras yang sudah rusak, baik karena terlalu lama disimpan, terkena jamur, atau sudah terkontaminasi mikroorganisme, kemudian diproses ulang.
Caranya bisa dengan memoles kembali butiran beras agar terlihat putih dan bersih, atau menambahkan zat kimia seperti pemutih atau pengawet agar beras tampak baru. Beras jenis ini sangat tidak layak konsumsi dan bisa menimbulkan dampak serius bagi kesehatan, terutama jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Bahaya Beras Oplosan
Masyarakat perlu lebih waspada karena beras oplosan kerap berasal dari beras rusak yang dipoles ulang agar terlihat layak konsumsi. Padahal, kualitas dan keamanannya sudah jauh menurun. Berikut sejumlah bahaya mengonsumsi beras oplosan.
1. Mengandung Zat Pewarna atau Pengawet Berbahaya
Salah satu risiko terbesar dari beras oplosan adalah kemungkinan ditambahkannya bahan kimia seperti pewarna sintetis, pemutih, atau pengawet agar beras tampak lebih putih dan segar. Praktik ini kerap dilakukan untuk menarik pembeli, meskipun beras tersebut sebenarnya sudah menurun mutunya.
Zat-zat kimia tersebut jelas tidak diperuntukkan bagi konsumsi manusia dan dapat menumpuk dalam tubuh. Jika dikonsumsi terus-menerus, dampaknya bisa sangat berbahaya, mulai dari alergi, gangguan pencernaan, hingga risiko kerusakan organ vital seperti hati dan ginjal dalam jangka panjang.
2. Bisa Menyebabkan Gangguan Kesehatan Jika Dikonsumsi Jangka Panjang
Konsumsi rutin beras oplosan dapat menyebabkan dampak kumulatif pada tubuh. Beras yang terkontaminasi bahan asing atau mikroorganisme berbahaya bisa mengganggu sistem pencernaan, memicu infeksi saluran cerna, dan menurunkan daya tahan tubuh, terutama jika dikonsumsi tanpa disadari dalam waktu lama.
Dalam jangka panjang, paparan zat kimia berbahaya yang terkandung dalam beras oplosan juga berisiko menyebabkan gangguan serius, seperti kerusakan hati, ginjal, hingga gangguan hormonal. Dampak ini bisa semakin parah jika konsumen tidak menyadari asal-usul beras yang mereka konsumsi setiap hari.
3. Kadang Berasal dari Beras Rusak yang Dipoles Ulang
Tidak sedikit beras oplosan berasal dari beras rusak, baik karena kelembapan, kontaminasi jamur, atau lama disimpan. Untuk menyamarkan kondisi aslinya, beras tersebut kemudian dipoles ulang agar tampak putih bersih dan menarik.
Namun, secara kualitas, beras tersebut sudah tidak layak konsumsi. Bahkan jika jamur atau mikroorganisme masih tertinggal, beras ini bisa menjadi sumber racun atau penyakit, terutama jika dimasak tanpa dicuci bersih.
Tips Menghindari Beras Oplosan
Mewaspadai beras oplosan penting dilakukan demi menjaga kesehatan keluarga. Beras yang terlihat putih dan bersih belum tentu aman dikonsumsi, apalagi jika dijual tanpa label resmi atau berasal dari sumber yang tidak jelas.
Untuk itu, masyarakat perlu lebih teliti saat membeli dan mengolah beras. Mulai dari memeriksa tampilan fisik, mencuci beras sebelum dimasak, hingga menyimpannya dengan benar, semua bisa menjadi langkah sederhana untuk menghindari risiko beras oplosan. Berikut tips menghindari beras oplosan.
Hindari membeli beras tanpa label atau dari sumber tak jelas.
Cuci beras sebelum dimasak, perhatikan jika ada benda asing mengambang.
Simpan beras maksimal enam bulan untuk menjaga kualitas.
Periksa bau, warna, dan bentuk butiran sebelum membeli atau memasak.
Waspada terhadap harga yang terlalu murah atau kualitas yang mencurigakan.




 
							








