Dari perspektif sosiologi dan etika, norma sosial dan moral berfungsi sebagai kontrol eksternal. Menghargai institusi pernikahan dan hak orang lain membantu individu menjaga hubungan sosial dan menghindari konflik. Dukungan dari teman terpercaya atau konselor psikologi juga dapat membantu meredakan tekanan emosional. Terapi kognitif-perilaku (CBT) terbukti efektif dalam mengubah pola pikir obsesif menjadi lebih sehat.
Akhirnya, fokus pada pengembangan diri menjadi langkah jangka panjang yang efektif. Pendidikan, karier, kesehatan, dan kualitas hubungan sosial dapat memperkuat kontrol diri dan menurunkan risiko obsesi. Dengan kombinasi kesadaran diri, pengendalian pikiran, alih energi, dan dukungan sosial, obsesi terhadap orang yang sudah menikah dapat dikelola dengan cara yang sehat, menjaga kesejahteraan psikologis dan harmoni sosial. ***