Scroll ke bawah
banner 325x300
banner 160x600
banner 160x600
Example 728x250
Artikel

Perkutut Burung Sakral dan Simbol Keberuntungan dalam Budaya Jawa

38
×

Perkutut Burung Sakral dan Simbol Keberuntungan dalam Budaya Jawa

Sebarkan artikel ini
Example 728x250

ELTV SATU ||| ARTIKEL – Perkutut bukan sekadar burung peliharaan biasa bagi masyarakat Jawa. Burung ini dianggap sakral dan memiliki nilai spiritual yang mendalam. Kepercayaan terhadap perkutut dikenal dengan istilah katuranggan, yaitu interpretasi dari ciri fisik, warna bulu, suara, dan tingkah laku burung yang diyakini dapat memengaruhi kehidupan pemiliknya. Dalam tradisi Jawa, perkutut katuranggan sering dianggap pembawa keberuntungan, rezeki lancar, kesejahteraan keluarga, dan keharmonisan sosial.

Setiap jenis perkutut memiliki makna simbolik tersendiri. Burung dengan bulu putih murni sering diartikan membawa kesucian dan berkah. Motif belang menyerupai macan melambangkan keberanian dan ketegasan, sementara perkutut dengan kombinasi hitam-putih menunjukkan keseimbangan hidup dan kemampuan menjalin hubungan sosial yang harmonis. Suara kicau yang merdu diyakini menenangkan pikiran, mengurangi stres, dan mendatangkan aura positif dalam kehidupan sehari-hari.

Pasang Iklan Disini Scroll ke Bawah
idth="300"
Scroll ke Bawah

Selain sebagai simbol keberuntungan, perkutut katuranggan juga memiliki peran dalam praktik adat dan ritual Jawa. Beberapa tradisi memperbolehkan pelepasan burung ke alam bebas sebagai lambang doa agar pemilik memperoleh perlindungan dan berkah dari Tuhan. Aktivitas merawat perkutut—memberi pakan, membersihkan kandang, serta mendengarkan kicauannya—bukan sekadar hobi, tetapi juga latihan kesabaran, disiplin, dan perhatian terhadap dimensi spiritual kehidupan.

Baca Juga :  Mengatasi Mencintai Pasangan Orang Lain : Perspektif Psikologi dan Sosial

Jenis Perkutut Katuranggan beserta ciri dan makna spiritualnya dari  Ciri Fisik, Warna, Makna Spiritual dan Simbolik 

Bodas (Putih) Bulu putih bersih :
Kesucian, keberkahan, rezeki lancar.

Buntet / Totol | Bulu putih dengan totol hitam/cokelat :
Kepintaran, keberanian, ketelitian.

Macan / Loreng | Motif belang seperti macan :
Keberanian, ketegasan, jiwa kepemimpinan.

Ireng Bodas (Hitam-Putih)  :
Keseimbangan hidup, kemampuan sosial.

Suara Merdu | Kicau nyaring, jelas, konsisten :
Harmoni keluarga, ketenangan, rezeki.

Suara Keras | Kicau lantang, pecah-pecah :
Ketegasan, keberanian, pemecahan masalah.

Meski belum ada bukti ilmiah bahwa perkutut dapat memengaruhi nasib, manfaat psikologisnya nyata. Mendengarkan kicauannya memberikan ketenangan batin, mengurangi stres, dan meningkatkan suasana hati. Banyak pemilik burung melaporkan bahwa aktivitas merawat perkutut membantu mereka lebih sabar, disiplin, dan merasa lebih dekat dengan alam serta spiritualitas.

Baca Juga :  PWCR : Peran Jurnalis di HUT Kemerdekaan RI ke-80 Tahun

Dengan segala makna simbolik dan praktik budaya yang melekat, perkutut katuranggan tetap menjadi bagian penting dari tradisi Jawa. Burung ini tidak hanya memperindah rumah, tetapi juga menjadi pengingat akan nilai kesabaran, keharmonisan, dan optimisme dalam kehidupan sehari-hari. Bagi masyarakat Jawa, memelihara perkutut katuranggan bukan sekadar hobi, melainkan cara untuk menjaga keseimbangan hidup dan memperkuat koneksi dengan nilai-nilai budaya dan spiritual yang telah diwariskan turun-temurun. ***

Example 728x250
banner 200x800
banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250