ELTV SATU ||| ARTIKEL – Ketertarikan seksual adalah salah satu naluri paling dasar dalam diri manusia. Banyak orang, khususnya laki-laki, mengaku mudah terangsang ketika melihat wanita dengan tubuh yang dianggap menarik atau ideal. Fenomena ini dapat dipahami melalui sudut pandang biologi, psikologi, dan sosiologi.
Dari aspek biologis, tubuh manusia memiliki sistem hormon dan saraf yang bereaksi terhadap rangsangan visual. Bagi laki-laki, penglihatan menjadi indra utama dalam memicu gairah seksual. Ketika melihat bentuk tubuh yang dianggap sehat, subur, atau simetris, otak melepaskan hormon dopamin dan testosteron yang menimbulkan rasa senang sekaligus rangsangan seksual. Hal ini dapat dijelaskan melalui teori evolusi: manusia cenderung tertarik pada ciri fisik yang menandakan kesehatan reproduksi.
Secara psikologis, otak manusia terbentuk untuk mengaitkan daya tarik visual dengan fantasi seksual. Pria, menurut berbagai penelitian, lebih responsif terhadap rangsangan visual dibanding perempuan yang biasanya lebih dipengaruhi oleh kedekatan emosional. Faktor pengalaman pribadi juga berperan: seseorang yang terbiasa mengonsumsi media sensual atau pornografi akan lebih cepat terangsang ketika melihat tubuh menarik di dunia nyata.
Dari sisi sosiologi, standar tubuh ideal bukanlah hal yang tetap, melainkan hasil konstruksi budaya. Media massa, iklan, dan industri hiburan membentuk citra tertentu tentang apa yang disebut “wanita cantik” atau “body bagus”. Akibatnya, masyarakat terbiasa menganggap tubuh dengan kriteria tertentu sebagai objek seksual. Hal ini sering disebut sebagai objektifikasi, yaitu memperlakukan tubuh perempuan sebagai objek pemuas visual, bukan sebagai individu utuh.
Dengan demikian, rasa terangsang saat melihat wanita bertubuh bagus merupakan reaksi yang wajar secara biologis, tetapi intensitasnya dipengaruhi oleh faktor psikologis dan budaya. Karena manusia bukan hanya makhluk biologis, melainkan juga makhluk sosial, penting bagi individu untuk mampu mengendalikan dorongan tersebut. Kontrol diri, norma sosial, dan etika menjadi filter yang membedakan manusia dari sekadar mengikuti naluri. ***